Jumat, 30 September 2011

Gehu, I Love You

Dear Bala-bala

Aku telah lama menyukaimu, 
Hidupmu berwarna karena wortel dan bawang daun melekat dalam dirimu :)
Aku mungkin tak sehebat kamu
Aku hanyalah tempe dibalut tepung terigu
Tetapi aku cinta kamu. cinta kamu. cinta kamu.
Salam, mendoan :)

Secarik kertas pembungkus gorengan digerobak, gue ambil dan gue baca. Ternyata, isinya puisi ga penting dari Mendoan. udah 99 kali dia nembak gue, dari jaman SD sampe gue kuliah sekarang ini, selalu gue tolak. udah tau gue ga suka cowo suku tempe-tempean. bapuk! eeeh masih aja ngejar gue. Entahlah, yang pasti sampe saat ini gue masih menanti Cireng, temen SD gue dulu.

Gue ga bisa berbuat apa-apa untuk mendapatkan Cireng, soalnya dari kelas 1 SD dia udah jadian sama kembaran gue, si Bakwan sialan. Ya, perasaan ini masih gue pendem selama  13 tahun, dan selama 13 tahun ini, gue merasa sakit yang luar biasa. sakit hati, sakit yang ga pernah bisa diobati, meski harus dioperasi.

Kemarin, pas gue mau berangkat kuliah di (ITG) Instritut Teknologi Gorengan, gue dijemput sama Mendoan. Yaaa dari pada gue ngongkos naek angkot, mending gue nebeng. Hal ini terjadi setiap hari.setiap hari selama 13 tahun. Oke gue akui gue jahat, memanfaatkan Mendoan setiap saat. Tapi namanya cinta ga bisa dipaksa, toh? Pas dia jemput gue, tiba-tiba dia mampir dulu kerumah Gehu, sodara kembarnya -asli ga mirip sama sekali- yang sudah berpisah dari TK. Kembar darimana gue gatau, yang pasti si Gehu cantik banget beda sama Mendoan yang bapuk kaya jemuran. Coba Mendoan ganteng, udah gue kawinin dari SD. Oke, balik lagi kecerita awal. Ya, saat dirumah gehu, gue kebelet pipis. Akhirnya gue pipis dicelana. Ya ga lah, gue numpang ke Toilet. Diatas toilet, ada langit-langit yang terbuka. Karena gue penasaran, akhirnya gue naek lewat toilet duduk itu. gue merangkak dilangit-langit atap kamar mandi rumah Gehu. disitu gue takjub ngeliat suatu ruang bercahaya yang isinya emas semua. 
"Gila, tajir banget si Gehu... anjrit lah dia tinggal dirumah segede ini tanpa orang tua, sementara orang tuanya tinggal dirumah gubuk sama Mendoan yang mukanya kaya Gubuk"
Karena gue licik, gue ambil emas-emas itu dan gue kantongin dicangcut gue. Tiba-tiba suatu hal terjadi. 

Gue keluar dari kamar mandi. 
"Bala, udah kekamar mandinya? yuk kita berangkat kekampus, nanti telat loh" ajak si Mendoan sambil merangkul bahu gue. Najis! sok romantis banget nih bocah, udah tau gue bukan siapa-siapa dia. tapi kenapa ya, gue seneng dirangkul dia. Oh man apa yang terjadi? suatu hal itulah yang terjadi.

Setibanya dikampus, gue merasa ada yang beda. Perasaan gue berubah. kenapa gue teringat terus bayang-bayang mendoan. Setelah 5 sks gue kuliah, oke, gue akui gue mulai jatuh cinta sama Mendoan. Penyebabnya? entah gue gatau kenapa. Gue balik bareng sama Mendoan lagi sampe rumah dengan celaka. Ya, gue ketabrak tukang gorengan yang pake gerobak. Motor Mendoan terlempar keatas wajan beisi minyak, dan seluruh minyak tumpah membasahi wajah Mendoan. Dia dibawa kerumah sakit. Gue pulang karena ga bawa duit buat bayar rumah sakit. Dirumah, gue ngeliat Bakwan lagi pacaran sama Cireng, mesra-mesraan kaya kursi sama meja lagi berantem. Tonjok-tonjokan, kaya kriss jhon lagi ninju. Boneka-bonekaan, kaya susan sama Ria Enens. Gue benci. Gue benci ngeliat mereka. Muak dengan kehidupan 13 tahun yang gelap ini. Gue lari ke hutan, kemudia teriaku. gue lari kepantai, kemudian gue naek banana boat. Ya, rumah gue emang deket laut. Jadi kalau gue galau, gue langsung mempraktikan puisi2 rangga yang dibuat untuk bisma. Gue lari ke hutan dan ke pantai. Gue termenung, memikirnya Mendoan dirumah sakit, tapi hati gue tetap terenyuh memikirkan Cireng. Akhirnya gue putuskan untuk mengutarakan semua kesakitan gue selama 13 tahun ini. Gue lari kedalam rumah, gue teriak dan terisak berbicara pada Cireng bahwa gue jatuh cinta 13 tahun yang lalu dan masih sama sampe saat ini.

"Bakwan, sorry gue ngomong ini sebelumnya, gue suka sama Cireng sejak kita daftar masuk SD" tiba-tiba kata-kata itu keluar dari perut gue. 
Cireng terkejut, tapi...apa yang dia katakan?
"Bala-bala, beneran kamu selama ini cinta sama aku?" kata Cireng.
Gue cuma ngangguk.
"Aku juga sebenernya suka sama kamu, bukan suka sama Bakwan" Cireng menatap bakwan secara hati-hati. 
"terus, kenapa kamu pacarin Bakwan?" gue kesel sekaligus bahagiia.
"Karena muka kalian mirip, bedanya, Bakwan lebih manis karena ada jagung diwajahnya. tapi tapi aku sayang juga sama kamu, aku juga cinta kamu"
Gue dan Cireng langsung berpelukan kaya teletubies.


  









"Bala, asal lo tau gue juga selama ini jatuh cintanya sama Mendoan, tapi karena gue tau medoan sangat cinta sama lo, maka gue lampiaskan ke Cireng. Tapi gue seneng Bal, lo akhirnya mendapatkan yang lo inginkan. gue ikut bahagia" Kata-kata menyejukkan keluar dari kaki sodara kembar gue.
"Mampus, gue kan balik kerumah buat ngambil duit nebus rumah sakit. tadi si Mendoan kecipratan minyak tukang gorengan, sekarang dia sakaratul maut. ayo cepet ke rumah sakit". Gue, Bakwan dan Cireng langsung bergegas ke rumah sakit.

Dari dalam kamar nomor 11123438964365236458904721, terdengar isak tangis Gehu yang merdu. Pas gue masuk, gehu langsung meluk gue.
"Mas, Mendoan sudah meninggal bala... bala... huaaaa..." Gehu jerit-jerit kaya tikus kejepit. Mendengar hal itu, Bakwan langsung pingsan, dia dilarikan ke unit gawat darurat. Si Cireng, yang masih dikantin rumah sakit membeli buah-buahan untuk Mendoan, tak kunjung datang. Gue telepon dia mengabarkan bahwa Bakwan jatuh pingsan. Jenazah Mendoan langsung dibungkus daun pisang kantong doraemon. Gue nangis ngeliat sodara kembar gue yang ga sempet mengutarakan perasaannya kepada sesorang yang selama 13 tahun dicintainya. dikamar 12324567897654321 tempat bakwan dirawat, Gehu cuma bisa terdiam meratapi kisah cinta yang tragis seperti ini.
"Mbak, mas Mendoan sempet bilang sama aku. sebenernya, selama ini dia cinta sama Bakwan, bukan sama mba. karena Bakwan udah jadian sama mas Cireng, jadi dia melampiaskannya ke Mba karena muka kalian ga jauh beda"
gue terkejut ngedenger cerita ini. gue langsung membangunkan Bakwan, sambil nangis air hujan. Tapi Bakwan tak kunjung sadar. Tiba-tiba dokter Combro datang.

"Mba, maaf saya sudah periksa teman mba ini, dia tidak bisa ditolong, dia meninggal" kata dokter Combro.
Gue ga bisa berbuat apa-apa. Gue dan Gehu cuma bisa menangis. Sepasang merpati ini harus terbang kesurga tanpa cinta yang tak terutarakan didunia. semoga cinta mereka bertemu disurga.  

Tiba-tiba Cireng datang, "Ci ci ci ci reng... kamu..." Gehu bangkit dari kuburnya kursi duduknya, dan langsung menghampiri Cireng.
"Gehu... gehu.. benar ini kamu?" kata Cireng
"Cireng.. kemana saja kamu? aku mencarimu selama 13 tahun ini" ujar Gehu.
Gue melongo ngeliat mereka. gue ga ngerti dengan skenario ini.
"Gehuuuu, aku masih mencintaimu dari kita balita. kamu kemana saja? kita berpisah saat di hutan, dan kita sekarang bertemu lagi. alhamdulillah ya sesuatu banget. Gehuuuu i love you" Cireng memeluk Gehu. 

gue makin tercengang mendengar apa yang Cireng ucapkan. gueee... guee... pingsan. setelah gue sadar, gue ngeliat Bakwan dan Mendoan saling tersenyum kewajah gue. Ternyata gue sadar, gue udah mati dan sekarang gue di surga.


fine. end.

1 komentar: