Sabtu, 27 Agustus 2011

Justin Bubur vs Justin Timbelake


“bubur... bubur...” teriakan Justin Bieber membangunkan warga desa Cicitcuit, yang kala itu adzan subuhpun belum berkumandang.
“Sahur dengan bubur bang Justin bikin sabar dan subur...” teriaknya lagi semakin keras.


lalu, ada seorang ustad menuju masjid dekat bang Justin berjualan.


“assalamualaikum tad.. ngabubur heula atuh”


“aduh,nanti saja ya bang, saya mau salat subuh dulu, mau salat sunah juga sebentar lagi” jawab pak Ustad dengan aura solehnya yang terpancar ke seluruh Jawa.


“makan bubur juga sunah, pak. sunah ghairu muakad loh..amat sangat dianjurkan”
kata si Jusbib dengan lagak sok ulama.


“nasi timbel nasi timbel” Tiba-tiba Justin Timberlake meramaikan suasana di halaman depan masjid itu.


“Goog morning, tad” sapa si Justim. “nasi timbelAkEnya tad, nasi timbel Ayam, nasi timbel Kambing, Enak tenann..Oke doku lah, semua satu harga”


“afwan nih, abang-abang, bukannya saya tidak ingin berbagi rezeki kepada anda, tapi berhubung waktu subuh sebentar lagi, jadi nanti saja saya beli.”


“ustad meremehkan saya? saya juga mau salat dulu disini, baru berjualan. saya hanya menawarkan saja tadi. semelekete..” ucapan Justim seolah menantang.


“bohong tuh, tad. sejak kapan si Justim salat. disunat aja belum. hahaha”


“Enak aje, ane udah insaf tau. ente kali belom disunat. sumpahin buburnya kaga laku loh. rasakan!!” ucap Justim, sumpah serapah semua dikeluarkan.


“berani sama ane, hah? nasi timbel gadungan! dalemnya cuman pasir dibungkus daun pisang. meraup keuntungan sebesar-besarnya, tanpa kualitas tanpa kuantitas.” si Jusbib tak mau kalah


“eh..semelekete! yang tanpa kuantitas tuh ente kali. berasnya seiprit, airnya searboretum. gak bikin kenyang, harga mahal! nasi timbel ane tuh padat, lezat, dan sehat!”


Justim menaikan lengan bajunya dan menghampiri Jusbib, seolah-olah memberi aba-aba siap untuk berperang.


“berani lawan saya, hah?! tukang bubur paling ganteng di indonesia ini!” Jusbib pun menghampiri si Justim.


“gantengan juga ane tauu, nih buktinya nasi timbel ane favoritnya gadis-gadis remaja. yang makan bubur tuh cuma anak bayi sama kakek nenek yang giginya ompong semua!hahaha”


“heii astagfirullahaladziim.. sudah hentikan! kalian sebagai hamba Allah yang berusaha mencari rezeki, tidak boleh saling mencaci. rezeki kalian ada masing2. dagangan kalian halal, tapi cara berdagangnya haram. sama saja kan? percuma.. jadi jangan saling bertengkar ya..” si Ustad berusaha melerai pertengkaran antara Justim dan Jusbib.


“ah...sudah diam! jangan sok ustad deh pake ceramah segala. ane juga ngartiii” ucap si Jusbib pada pak Ustad.


“lho, memang saya ustad.. lebih ganteng dari ustad Jefri ya, tolong.” pak ustad membuka pecinya dan memamerkan rambut pirangnya, tampang cakepnya, dan tato di keningnya.


“aje gile, ustad apa anak gaul nih! pake ta..” ucapan Justim terpotong karena ada beberapa orang yang datang ke masjid itu


“assalamualaikum abang-abang.. bade netepan sarerea ieu teh?” tanya salah seorang diantara lima orang itu yang semuanya mengenakan baju koko putih, peci hitam, dan sarung cap gajah terbang.


“Pak Kiai, lihat. ini kan si asep warga kampung sebelah yang suka mencuri dagangan istri saya..” tunjuk pak David Archuleta kepada ustad yang ternyata pencuri itu.


“oh..jadi kamu bukan ustad?? kamu mau mencuri dagangan kami, disaat kami menunaikan salat subuh, begitu??” Jusbib tampak geram.


“hajaaaarrrr......” teriak Justim


lalu si ustad gadungan itu digebukin oleh Justim, Jusbib, serta pak Kiai and the gank hingga babak belur.


the end.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar